Webinar Centhini Karya Pakubuwono V

Cultural studies vis a vis Study of Culture? (Sebuah utas dari kuliah pakar daring Prodi S2 Kajian Budaya UNS)

oleh Rendra Agusta

“Kajian Budaya”, dua buah kata yang cukup pelik dipahami jika dianggap pembahasaindonesiaan dari istilah “cultural studies”. Pertemuan kemarin merupakan salah satu momentum yang menarik bagi saya selama pandemi Covid-19 ini, saya diberikan kesempatan menyampaikan paparan sederhana terkait benturan-benturan dua disiplin ilmu ini. Membenturkan cara pandang studi teks gaya Filologi tradisional yang apolitis dengan Cultural studies yang sangat politis. Acara selesai, ditandai sebuah pertanyaan yang menarik meluncur di pesan privat WA.”Apakah sebelum Centhini Pascareformasi kita juga bisa mengaplikasikan tori cultural studies? misal pada teks-teks Centhini Kadipaten?” Sesuai ucapan mbah Raymond William “Culture is Ordinary”, kebudayaan itu tidak hanya melingkupi yang dianggap adiluhung saja, tetapi juga hal yang banal atau remeh temeh pun bagian kebudayaan. Rumit juga, sembari “nyruput es kampul”, akhirnya saya memiliki ide untuk melemparkan beberapa pertanyaan tambahan. 1. Bukankah penciptaan Centhini Kadipaten itu juga berangkat dari Centhini Jalalen atau serat Jatiswara? 2. Bukankah Penciptaaan Centhini Kadipaten dan History of Java juga dibuat pada tahun yang sama? 3. Bukankah Centhini Kadipaten juga diciptakan bersamaan dengan karya sastra bernafas Islam yang lain? 4. Bukankah di masa penciptaan Centhini, masih ada penyalinan Serat Cebolek yang menyebut Centhini sebagai “carita carang sadaphur” yang membuat tertawa para pejabat saat itu?5. Bukankah “Amenangi jaman gemblung” – Centhini Kadipaten berkelindan dengan “Amenangi jaman Edan” – Kalatidha karya Ranggawarsita?6. Bukankah peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi perubahan judul naskah dari Candhini ke Centhini, Centhini ke Suluk Tambangraras, dan Suluk Tambangraras dipotong menjadi Syair Wali Lanang menarik dikaji dengan “srempetan” bumbu politis?7. Bukankah Sinetron Centhini Manis dan Gala Misteri Centhini Trans 7 yang kini lebih populer dari Serat Centhini menarik dikaji dengan kajian Ekonomi? Paparan usai, dengan pikiran yang masih saja terpapar pertanyaan. Tak usai-usai.

Webinar Centhini Karya Pakubuwono V

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *