Danyang Salah Kedaden koleksi J.L Moens

Ada dua “tagline” besar saat membangun komunitas Sraddha, pertama #meretasjarak, kedua #ayosinaumaneh.

Hari ini Sraddha memasuki tahun ke enam, pada intinya ada banyak hal yang membuat manuskrip itu ber- #jarak dengan manusia pewarisnya. Sampai ada pertanyaan, apa fungsi sesungguhnya kajian naskah hari ini?


Tentu komunitas ini tak punya jawaban yang “cespleng”, tetapi setidaknya ada upaya dan uji coba berulang-ulang. Kadang upaya #meretasjarak ini disambut tepuk tangan hebat di forum-forum internasionil, kadang-kadang penyimak hanya terdiam, entah mengerti atau memang tak menarik. Faktanya bisa saja keduanya. —


Malam 1 Januari 2022, komunitas mencoba menghidupkan tradisi bertutur, dalam bahasa Jawa ditemukan banyak kata gantinya, “ngecuprus” atau “nyalěmong”, dalam bahasa yang lebih halus “crita”, dan lain-lain. Malam ini kita menceritakan naskah ” Danyang Salah Kedaden”. Salah satu naskah pesanan J.L.Moens yang dibuat oleh Ki Widi Prayitna. Moens dan Mbah Widi sampun manjing kaswargan jati. Kini tinggal naskah yang disimpan di perpustakaan nasional RI.


Malam tadi program #meretasjarak berupaya mempertemukan kembali naskah Moens dengan cucu dan buyut Ki Widi Prayitna beserta lingkaran kawan-kawan sejawatnya di Randhu Jembagar. Alhasil sangat “gěr” dan membahagiakan.

Danyang Salah Kedaden koleksi J.L Moens

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *