
Kawi Society: Pertemuan para peneliti Jawa Kuna dari berbagai penjuru dunia
Anggota Kawi Society
International Kawi Culture Festival merupakan upaya untuk memperkenalkan konsep Budaya Kawi di kalangan umum maupun di kalangan ahli. Tujuan acara ini sesuai dengan semboyan festival: “melepas sekat, memperluas jarak, meniti puncak”. Melepas sekat berarti membebaskan pikiran dari segala keterbatasan berdasarkan identitas suku, disiplin maupun lembaga, agar budaya Kawi dapat ditelaah secara keseluruhan. Memperluas jarak berarti memperbesar wawasan dan ruang lingkup pemahaman budaya Kawi, baik secara geografis maupun historis. Meniti puncak berarti mencapai nilai-nilai ilmu dan budaya yang tinggi, melalui pembangkitan sumber daya penelitian, kesenian, dan komunitas. Visi ini diwujudkan dalam beberapa tema yang merupakan titik pokok dari ceramah umum dan seminar.
Festival ini terdiri atas beberapa kegiatan ilmiah dan budaya yang menampilkan warisan budaya Kawi dalam segala bentuknya: ceramah umum, seminar penelitian, lokakarya, pertunjukan, pameran, dan kunjungan lapangan. Pembicara dan peserta akan diundang ke Bali dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam festival yang akan berlangsung selama 4 hari. Sasaran kegiatan ini adalah para peneliti, mahasiswa, penggerak kebudayaan, dan umum. Festival ini akan dipasarkan kepada himpunan dan kelompok yang terlibat dan tertarik dalam kajian budaya Kawi. Ceramah Umum disampaikan oleh peneliti senior dalam bidang Jawa Kuna seperti Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M. Hum. (Udayana, Denpasar),Dr. Dwi Puspitorini (Universitas Indonesia, Depok) ,Prof. Dr. Willem van der Molen (KITLV, Leiden),Prof. Arlo Griffiths (EFEO, Jakarta) ,Dr. Andrea Acri (EPHE, Paris),John Sihar Simanjuntak, M.M. (Pandi),Agung Kriswanto (Perustakaan Nasional Jakarta),Dr. Titi Surti Nastiti (BRIN, Jakarta) ,Hadi Sidomulyo (Peneliti Independen, Bali),Dr. Sofwan Noerwidi (BRIN, Jakarta),Drs. I Gusti Made Suarbhawa (BRIN, Denpasar) dan Prof. Dr. Timothy Lubin (Washington & Lee, Lexington).
Sedangkan Seminar penelitian disampaikan oleh para peneliti Jawa Kuna yang lebih muda seperti Dr. Abimardha Kurniawan (Universitas Airlangga, Surabaya), Dr. Aditia Gunawan (Perpustakaan Nasional, Jakarta). Anggita Anjani, S.Hum. (Universitas Indonesia, Depok), Dr. Atin Fitriana (Universitas Indonesia, Depok), Dr. David Moeljadi (Universitas Kanda, Jepang), Dewa Ayu Carma Citrawati, M.Hum. (Universitas Udayana, Denpasar), Dewa Gede Windhu Sancaya, M.Hum. (Universitas Udayana, Denpasar), Eko Bastiawan, M.A. (Universitas Padjadjaran, Bandung), Evi Fuji Fauziyah, M.Hum. (Badan Bahasa, Jakarta), Goenawan A. Sambodo, M.T. (Peneliti independen, Yogyakarta), Ghis Nggar, M.Hum. (Universitas Negeri Yogyakarta), I Gde Agus Darma Putra, M.Pd. (Universitas Hindu Indonesia), Ilham Nurwansah, M.Pd. (PPIM UIN Jakarta), Kezia Permata, M.A. (Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada), Dr. Mekhola Gomes (Amherst College, USA), Nicholas Lua Swee Yang, M.A. (Singapura), Nurmalia Habibah, S.S., M.A. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Dr. Ni Ketut Puji Astiti Laksmi, M.Hum. (Universitas Udayana, Denpasar), Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum. (Universitas Udayana, Denpasar), Rendra Agusta, S.S., M.Sos. (Sraddha Institute, Surakarta), Salfia Rahmawati, M.A. (Universitas Indonesia, Depok), Styan Lintang, S.S. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), Tri Subekso, M.Hum. (Tim Ahli Cagar Budaya, Kabupaten Semarang), Tyassanti Kusumo Dewanti, M.Sc. (Pura Mangkunegaran, Surakarta). Dr. Wayan Jarrah Sastrawan, M.A. (Ecole française d’Extrême-Orient, Jakarta).Dr. Yosephine Apriastuti Rahayu (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) dan Zakariya Aminullah, S.S., M.A. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta/Universitas Hamburg).
Selain itu, ada pula workshop penulisan aksara Jawa Kuna dalam tiga tradisi yakni Sunda, Jawa, dan Bali. Ada pula fieldtrip ke beberapa tempat yang terkait dengan budaya Kawi di masa Bali Kuno seperti Gunung Kawi, Museum, dan pura-pura klasik. Acara ditutup dengan berbagai pertunjukan seperti Mabasan Kakawin, pertunjukan Calon Arang, Tari Topeng, dan Fragmen Pangajaran oleh Atmaja Timur (Damalung Blueprint). Sampai jumpa pada festival Kawi berikutnya di Jawa Tengah!